Selasa, 14 Juni 2011

Kenapa Harus eML

Cekibrot
Mohon Di Like Dulu




Beberapa hari lalu saya bertemu dengan Endang Rukmana… seperti biasa, mahasiswa UI yang juga jadi juragan uduk ini dengan sumringah menunjukkan buku barunya. Ia baru saja mengadopsi skenario film ‘ML (Mau Lagi)’ menjadi sebuah buku. Buku itu diterbitin sama Gagas Media yang emang udah lama dikenal sebagai penerbit buku-buku adopsi film

Adopsi kayak gini bukan pertama kali dilakuin temen sekelas menulisku ini. Dulu waktu film ‘Gotcha’ dia juga yang garap bukunya?

Cuma yang jadi pertanyaanku, kenapa harus ML yang digarap? kan ada film lain yang nggak kalah bagusnya?

Endang emang udah tahu kalau film ML lagi ‘ada masalah’ di LSF dan MUI seperti yang ada di sini.

Endang ngeyakinin kalo versi film dan buku bakal beda. karena dia nggak mentah-mentah masukin semuanya yang ada dalam film ke bukunya.


“Yang penting dari cerita film itu aku pertahanin, yang enggak penting gue buang. Yang terlalu vulgar di skenario nggak aku pake,” kata Endang setelah aku kebat-kebet sedikit halaman bukunya, ternyata emang isi buku ini gak parno? sampul bukunya sih emang mirip dengan poster filmnya. Endang lumayan konyol dan ngocol juga ngegarap bukunya ini. Jadi aku juga senyum aja Endang sudah menggarap ML walaupun aku yakin Endang lom pernah EmEL.

0 komentar:

Posting Komentar