Biasakah kayu digunakan bahan pesawat? Menurut pemerhati penerbangan dari Institut Teknologi Bandung, Djoko Sarjadi, kayu bisa saja dibuat untuk menjadi bagian bahan dari pesawat. Tapi ada syaratnya, yaitu harus ringan dan kuat. Pabrik pesawat biasanya memakai kayu balsa atau randu. “Kemudian dilapis serat kaca atau akrilik agar lebih kuat,” katanya saat dihubungi Tempo, Rabu 11 Mei 2011.
Jadi, kata dia, bahan kayu ini dipakai bukan untuk struktur utama, melainkan untuk interior. Pemakaiannya hanya pada tempat-tempat tertentu.
Penempatan kayu itu misalnya sebagai panel pembatas kabin, panel toilet dan meja kecil di dalamnya, atau untuk meja makan penumpang. “Kayu itu hanya boleh berada di tempat yang loading-nya rendah,” kata staf pengajar dari Kelompok Keahlian Aerodinamika Program Studi Aeronotika dan Astronika Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara ITB itu.
Namun menurut Hayat La Obo, kayu yang ia lihat di Merpati MA 60 itu bukan untuk interior melainkan digunakan bagian dari pesawat itu. “Saya orang pertama yang melihat itu, buktinya ada di saya. Isi dalamnya adalah dari kayu,” katanya. “Lah saya ada fotonya kok.”
Direktur Utama PT Merpati Nusantara Airlines, Sardjono Jhony Tjitrokusumo, membantah, pesawat jenis MA-60 yang terjatuh di perairan Kaimana, Papua Barat, terbuat dari kayu. “Itu bukan kayu, tapi serat fiber dengan teknologi honeycomb (sarang lebah),” ujarnya.
Kata dia, teknologi ‘sarang lebah’ saat ini dipakai di sejumlah pesawat di dunia. Teknologi ini pun dikenal kuat dan ringan. “Pesawat umum memakai teknologi ini. Bukan terbuat dari kayu.”
Jadi, kata dia, bahan kayu ini dipakai bukan untuk struktur utama, melainkan untuk interior. Pemakaiannya hanya pada tempat-tempat tertentu.
Penempatan kayu itu misalnya sebagai panel pembatas kabin, panel toilet dan meja kecil di dalamnya, atau untuk meja makan penumpang. “Kayu itu hanya boleh berada di tempat yang loading-nya rendah,” kata staf pengajar dari Kelompok Keahlian Aerodinamika Program Studi Aeronotika dan Astronika Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara ITB itu.
Namun menurut Hayat La Obo, kayu yang ia lihat di Merpati MA 60 itu bukan untuk interior melainkan digunakan bagian dari pesawat itu. “Saya orang pertama yang melihat itu, buktinya ada di saya. Isi dalamnya adalah dari kayu,” katanya. “Lah saya ada fotonya kok.”
Direktur Utama PT Merpati Nusantara Airlines, Sardjono Jhony Tjitrokusumo, membantah, pesawat jenis MA-60 yang terjatuh di perairan Kaimana, Papua Barat, terbuat dari kayu. “Itu bukan kayu, tapi serat fiber dengan teknologi honeycomb (sarang lebah),” ujarnya.
Kata dia, teknologi ‘sarang lebah’ saat ini dipakai di sejumlah pesawat di dunia. Teknologi ini pun dikenal kuat dan ringan. “Pesawat umum memakai teknologi ini. Bukan terbuat dari kayu.”
0 komentar:
Posting Komentar