Sabtu, 14 November 2009

Modif perilaku ANTON MEDAN (sang mantan Preman)



KETIKA sebagian besar masyarakat menyisihkan para mantan narapidana dan preman -- bahkan tak sedikit yang mengklaim mereka sebagai sampah masyarakat --, H. Anton Medan justru melakukan langkah akrobatik.



Pada tahun 2000, mantan bandit yang juga alumni 14 penjara di seluruh Indonesia itu merangkul komunitas senasibnya. Mereka dibina, didayagunakan di sebuah Balai Latihan Kerja (BLK) eks Narapidana dengan usaha spanduk dan bengkel yang akhirnya menjadi cikal bakal berdirinya Pondok Pesantren Terpadu At-Taibin di Pondok Rajeg, Cibinong � Jawa Barat pada tahun 2005.



Usaha spanduk dan bengkel yang dikelola oleh putri Anton Medan bernama Siti Novie Yati Syamsul Bahri dan digerakkan lebih dari 400 mantan napi dan preman itu merupakan mesin uang bagi Yayasan At-Taibin, sehingga bisa membangun komplek pendidikan da�wah Islamiyah dengan menelan biaya lebih dari Rp7 miliar



Sejak hijrah dari dunia "hitam" lalu menjadi da'i, Anton Medan terus menerus malakukan berbagai kegiatan kemanusiaan. Dedikasinya diwujudkan dengan mendirikan pesantren dan kegiatan keagamaan lainnya. Tidak hanya itu, ia juga begitu konsern melakukan pembinaan napi, eks napi dan preman dengan mengunjungi berbagai Lembaga Pemasyarakatan di Indonesia dan mendirikan Balai Latihan Kerja yang dikhususkan menampung mereka dan menyalurkannya melalui usaha-usaha mandiri.



Target Anto Medan yang dilahirkan dengan nama Tan Hok Liang adalah "memanusiakan" eks napi dan preman agar mereka memiliki masa depan yang jelas dan terarah. Dalam pandangannya, kemunculan eks napi mengulang kejahatan kembali setelah bebas dan maraknya premanisme disebabkan lemahnya pembinaan, �perut� meraka lapar dan terbatasnya peluang usaha.



Perlu Pengawalan



Apa yang difikirkan Anton Medan perlu mendapat "pengawalan" dari berbagai aktivis Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), agar gagasan ini dapat berjalan di berbagai penjuru tanah air sehingga jumlah premanisme dapat diminimalisir. Kehadiran Anton Medan Center adalah jawaban atas problematika premanisme di Indonesia.



Adapun visi dari Anton Medan Center adalah menjadi lembaga terdepan bagi terjalinnya komunikasi eks napi dan pelopor pembinaan preman di Indonesia. Sedangkan misinya antara lain; (1) Membangun mentalitas eks napi dan preman melalui komunikasi yang sinergis dan pembinaan yang berkelanjutan; (2) Melahirkan suasana yang kondusif bagi keamanan berbangsa dan bernegara dari premanisme; (3) Meminimalisir jumlah preman di Indonesia melalui pengembangan usaha-usaha mandiri.



Sederet program yang diusung Anton Medan Center; (1) Silaturahmi nasional eks napi dan preman se Indonesia; (2) Penyelenggaraan pendidikan formal (kejar paket) bagi eks napi dan preman; (3) Pemberdayaan eks napi dan preman melalui usaha-usaha mandiri; (4) Pelatihan entrepreneurship. (5) Pembinaan spiritual; (6) Penyaluran tenaga kerja; (7) Penyuluhan narapidana; (8) Penjaminan hak-hak narapidana dan keluarga; (9) Menggalang partisipasi publik; (10) Riset and development



Anton Medan Center bermitra dengan; (1) Kepolisian Republik Indonesia; (2) Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia; (3) Departemen Sosial (4) Departemen Tenaga Kerja dan Transimigrasi; (5) Departemen Agama; (6) Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta; (7) Perusahaan dan Industri; (8) Perseorangan.



Berikan Tauziah di Masjid Nurul Iman

Selasa (18/8) lalu, H. Anto Medan bersama mantan bandit yang juga telah insyaf, Jhoni Indo, hadir di Masjid Nurul Iman Padang, Selasa (18/8), guna memberikan tauziah (ceramah) dalam Tablig Akbar menyambut datangnya Ramadan 1430 Hijriah sekaligus peringatan HUT Pemuda Pancasila (PP) ke 50 dan HUT ke-64 Republik Indonesia.

Hadir di kesempatan tersebut, Ketua MPW PP Sumbar H. Leonardy Harmaini, Ketua Pemuda Tarbiyah Islamiyah Sumbar H. Boy Lestari Dt Palindih, Ketua MPC PP Kota Padang Nazar Tanjung serta puluhan anggota PP dan jemaah lainnya.

Meskipun pemadaman listrik PLN berlangsung dari awal hingga akhir kegiatan (sebelum Ashar hingga lepas Isya-Red), semangat Anton Medan dan Jhoni Indo untuk memberikan tauziah tidak ikut padam.

Dua mubaligh eks bandit kelas kakap itu secara bergantian menyampaikan seruan untuk selalu berbuat kebajikan serta mengajak untuk kembali ke jalan Allah. Mereka juga menceritakan pengalaman hidup �sebelum bertobat� dan dipenjara, menjadi mu�alaf hingga jadi mubalig yang telah berdakwah ke berbagai pelosok tanah air.

Jhoni Indo mendapat giliran pertama ber-tauziah, selepas Ashar hingga menjelang Magrib. Sedangkan Anto Medan selepas shalat Magrib hingga masuknya waktu Isya. ecevit demirel/berbagai sumber

Foto: H. Anto Medan dan Ketua MPC Pemuda Pancasila Kota Padang, Nazar Tanjung, di Masjid Nurul Iman � Padang.
»»  read more