Tak heran, jika para pekerja seks komersial mulai beralih mencari kliennya di situs jejaring terpopuler itu. Profesor yang bernama Sudhir Venkatesh itu mengungkapkan juga dalam hasil penelitiannya bahwa Blackberry juga menjadi handset favorit bagi para pekerja seks komersial. Risetnya mengamati bahwa teknologi telah menjadi alat bantu bisnis tersebut. Ini memang sebuah tuntutan zaman karena para pelanggan pun menginginkan sesuatu yang mudah dan praktis.
Tidak hanya di luar negeri, di Indonesia pun tren PSK jajakan diri di Facebook marak lewat prostitusi online
Venkatesh memperkirakan sebanyak 83% PSK memiliki halaman Facebook untuk menjual diri. Bahkan ia meyakini bahwa di akhir 2011 nanti, Facebook akan jadi ladang utama mencari pelanggan bagi para pelaku prostitusi. Tidak dijelaskan bagaimana mereka menjalankan bisnis esek-esek melalui Facebook. Yang pasti dengan segudang anggota, Facebook dianggap memiliki potensi sehingga para PSK dapat meraih lebih banyak klien pria hidung belang.
Dalam studi yang dilakukan Venkatesh, tidak dijelaskan bagaimana pelacur dan penggunanya berhubungan di Facebook karena tidak ada seksi khusus orang dewasa di Facebook. Pencarian untuk kata “escorts (menemani)” memang menghasilkan beberapa rujukan, tetapi tidak menunjuk ke individu-individu.
Kepolisian Kota New York sendiri bergantung dengan laporan masyarakat mengenai tindakan melanggar hukum yang berlangsung secara diam-diam seperti pelacuran. Jadi untuk transaksi melalui internet yang tidak ada pemantaunya, Kepolisian Kota New York sulit menemukan bukti dan menindaknya. Karena itu, semua tergantung kepada Facebook. Facebook sendiri tidak memiliki kebijakan khusus terkait pelacuran. Tetapi, Facebook menentang segala tindakan ilegal. Juru bicara Facebook Andrew Noyes mengatakan, “Kami akan mencabut materinya, memblokir akunnya, dan mungkin mengambil tindakan lebih lanjut termasuk membawa ke ranah hukum tindakan ilegal.”
Di Like Ya Gan
0 komentar:
Posting Komentar