Bambang Pamungkas Ditemukan Ayahnya
Yulianto
23/12/2010 14:50
Para pemain Timnas Indonesia merayakan gol yang dilesakkan Bambang Pamungkas (tengah) saat bertemu Thailand dalam partai penutup Grup A Piala AFF 2010 di Jakarta, 7 Desember 2010. AFP PHOTO/Bay ISMOYO
Bambang Pamungkas (© AFP 2010)
Artikel Terkait
- Nihil, Penelusuran Alamat Surel Eli Cohen
- Jawaban Bepe Soal Surat Eli Cohen
- Menegpora Minta Isu Suap Piala AFF Diusut
Liputan6.com, Semarang: Karier cemerlang Bambang Pamungkas di Timnas Indonesia tak lepas dari dukungan keluarga. Dalam hal ini, Miswanto, ayah kandung Bambang Pamungkas, yang memegang peranan. Dialah yang melatih Bambang sejak kecil hingga akhirnya menjadi pemain andalan Indonesia seperti sekarang ini.
Saat ditemui di rumahnya di Desa Getas, Kecamatan Pabelan, Semarang, Jawa Tengah, baru-baru ini, Miswanto bercerita banyak soal anaknya. Pensiunan PT Perkebunan Nusantara IX itu mengatakan, Bepe--panggilan Bambang, sudah berlatih sepakbola sejak kecil.
Bepe lahir pada 10 Juni 1980. Menurut Miswanto, bakat anaknya sudah terlihat sejak sepuluh tahun. Hal ini diketahui Miswanto yang sejak 1978 memang sudah menjadi pelatih Persikas, Persatuan Sepakbola Kabupaten Semarang.
Awalnya, Bepe dilatih ayahnya sendiri. Baru pada 1989 hingga 1993, dia bergabung dengan Sekolah Sepak Bola Unggaran Serasi. Setelah itu, dia bergabung dengan Persada Utama Unggaran (1993-1994) dan Persikas Apacinti Semarang (1994-1996). Baru setelah itu berkarier sebagai pemain profesional selepas masuk seleksi Diklat Salatiga (1996-1999).
Langkah Bepe semakin luas. Dia dilirik Persija Jakarta sejak 1999. Pernah juga pindah ke Ehc Hoensbroek Norad Holland (2000) dan merumput di Selanggor FC (225-2007). Selepas dari Malaysia, Bepe kembali ke Persija hingga sekarang.
Bepe adalah anak keenam dari tujuh bersaudara. Sejak bangku sekolah dasar hingga sekolah menengah atas, dijalani Bepe di Salatiga.
Di mata keluarga, kata Miswanto, Bepe adalah anak yang berbakti kepada orang tua. Dia juga menjadi tulang punggung keluarga dalam hal ekonomi. Bahkan, Bambang Pamungkas sudah memberangkatkan kedua orang tua menunaikan ibadah haji.
Jika berkunjung ke rumah Miswanto, terlihat jelas foto-foto aksi Bepe di lapangan. Ada juga kaos Timnas bernomor 20 yang ditaruh di dalam pigura. Bepe sering memakai nomor itu karena Michael Owen juga kerap menggunakan nomor tersebut. Selain itu sejumlah piala dan penghargaan juga memenuhi lemari di rumah Miswanto.
Miswanto menambahkan, biasanya Bepe selalu menelpon orang tuanya dua jam sebelum pertandingan. Dia memanfaatkan kesempatan itu untuk meminta doa. Namun, tidak setiap tahun Bepe bisa pulang ke kampung halaman karena padatnya kompetisi. Pulangnya dua tahun sekali.
Miswanto berharap, tahun ini merupakan tahun terakhir Bepe membela Timnas. Soalnya, usia Bepe sudah menginjak 30 tahun.� Seharusnya PSSI memikirkan soal regenerasi pemain agar terus bermunculan pengganti Bepe dan pemain Timnas lain. Namun, untuk bermain di klub, Bepe diperkirakan masih bisa untuk dua sampai tiga tahun lagi.
Saat ditemui di rumahnya di Desa Getas, Kecamatan Pabelan, Semarang, Jawa Tengah, baru-baru ini, Miswanto bercerita banyak soal anaknya. Pensiunan PT Perkebunan Nusantara IX itu mengatakan, Bepe--panggilan Bambang, sudah berlatih sepakbola sejak kecil.
Bepe lahir pada 10 Juni 1980. Menurut Miswanto, bakat anaknya sudah terlihat sejak sepuluh tahun. Hal ini diketahui Miswanto yang sejak 1978 memang sudah menjadi pelatih Persikas, Persatuan Sepakbola Kabupaten Semarang.
Awalnya, Bepe dilatih ayahnya sendiri. Baru pada 1989 hingga 1993, dia bergabung dengan Sekolah Sepak Bola Unggaran Serasi. Setelah itu, dia bergabung dengan Persada Utama Unggaran (1993-1994) dan Persikas Apacinti Semarang (1994-1996). Baru setelah itu berkarier sebagai pemain profesional selepas masuk seleksi Diklat Salatiga (1996-1999).
Langkah Bepe semakin luas. Dia dilirik Persija Jakarta sejak 1999. Pernah juga pindah ke Ehc Hoensbroek Norad Holland (2000) dan merumput di Selanggor FC (225-2007). Selepas dari Malaysia, Bepe kembali ke Persija hingga sekarang.
Bepe adalah anak keenam dari tujuh bersaudara. Sejak bangku sekolah dasar hingga sekolah menengah atas, dijalani Bepe di Salatiga.
Di mata keluarga, kata Miswanto, Bepe adalah anak yang berbakti kepada orang tua. Dia juga menjadi tulang punggung keluarga dalam hal ekonomi. Bahkan, Bambang Pamungkas sudah memberangkatkan kedua orang tua menunaikan ibadah haji.
Jika berkunjung ke rumah Miswanto, terlihat jelas foto-foto aksi Bepe di lapangan. Ada juga kaos Timnas bernomor 20 yang ditaruh di dalam pigura. Bepe sering memakai nomor itu karena Michael Owen juga kerap menggunakan nomor tersebut. Selain itu sejumlah piala dan penghargaan juga memenuhi lemari di rumah Miswanto.
Miswanto menambahkan, biasanya Bepe selalu menelpon orang tuanya dua jam sebelum pertandingan. Dia memanfaatkan kesempatan itu untuk meminta doa. Namun, tidak setiap tahun Bepe bisa pulang ke kampung halaman karena padatnya kompetisi. Pulangnya dua tahun sekali.
Miswanto berharap, tahun ini merupakan tahun terakhir Bepe membela Timnas. Soalnya, usia Bepe sudah menginjak 30 tahun.� Seharusnya PSSI memikirkan soal regenerasi pemain agar terus bermunculan pengganti Bepe dan pemain Timnas lain. Namun, untuk bermain di klub, Bepe diperkirakan masih bisa untuk dua sampai tiga tahun lagi.
0 komentar:
Posting Komentar