JAKARTA - Pepi Fernando menargetkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai sasaran bom. Mulai dari bom termos yang berada di seberang jalan depan Markas Kodam Jaya serta bom Cibubur, namun kesemuanya gagal.
Apa alasan dan motif Pepi menjadikan SBY sebagai target pengeboman?
"Dalam pemahaman terdakwa dalam kenyataannya negara yang dipimpin Presiden SBY saat ini banyak orang-orang yang secara fakta tidak beriman dengan masih kebanyakan korupsi, perzinahan dan lain-lain," kata Jaksa Penunutut Umum (JPU) Bambang Suharyadi saat membacakan dakwaan di hadapan majelis hakim yang diketuai oleh Moestafa di PN Jakarta Barat, Jakarta, Kamis (3/11/2011).
Bambang mengatakan Pepi selalu mengikuti langkah kebijakan politik SBY selama ini, apalagi adanya buku berjudul "Surat Ulama Kepada Penguasa" yang ditulis oleh Abu Bakar Baasyir bersama ulama lainnya dan tidak direspon oleh presiden. "Terdakwa menetapkan Presiden SBY sebagai target bom," imbuhnya. Diketahui, Pepi merencanakan bom termos dengan meletakkannya di jalan depan Kodaam Jaya, Cawang, Jakarta Timur. "Ketika rombongan SBY melewati lokasi bom maka terdakwa akan menggunakan handphone yang berfungsi sebagai remote bom hingga terjadi ledakan," katanya.
Kelompok Pepi menunggu selama empat hari di lokasi perencanaan ledakan dekat dengan bom sembari menunggu rombongan SBY lewat. Namun, selama empat hari, SBY tidak melewati jalan tersebut. Pepi pun kemudian mencoba remote bom, tetapi tidak aktif lagi dan tidak terjadi ledakan bom. "Terdakwa dan temannya memutuskan untuk tidak mengambil bom tersebut dan membiarkan di lokasi semula," ungkap Bambang.
Selanjutnya, Pepi kembali berencana meledakkan bom saat rombongan SBY melewati Jl Raya Alternatif Cibubur. Rencana itu muncul saat Pepi sering melihat informasi di media bahwa SBY sering pulang ke rumahnya di Cikeas. "Kemudian tanpa melakukan survey terlebih dahulu, terdakwa merasa yakin bahwa Presiden SBY setiap hari ke rumahnya," imbuh Bambang.
Pepi lalu membuat bom kotak besi dan akan meledakkan bom saat hari masih subuh. Saat akan meletakkan bom pada lokasi yang ditentukan, Pepi melihat lampu mobil patroli polisi. Ia pun khawatir akan ada razia polisi. Maka Pepi balik arah menuju Cileungsi dan masuk ke Kota Wisata Cibubur. "Terdakwa meletakkan bom di bawah pohon dengan gardu listrik. Terdakwa lalu pulang ke Bekasi," tukasnya.
0 komentar:
Posting Komentar