Lebaran tinggal beberapa hari lagi. Sudah tidak mengherankan lagi jika pada saat lebaran orang cenderung memasak berbagai menu makanan yang “serba wah”. Ketupat dengan opor ayam atau gulai ayam, soto betawi, daging rendang, sayur lodeh, dan berbagai makanan lainnya menjadi menu yang biasa kita jumpai di beberapa rumah di kala lebaran...
Umumnya serba bersantan dan berlemak. Belum lagi kue-kue khas lebaran, mulai dari yang rasa manis, asin, gurih, nano-nano juga ada. Terus minumannya juga beraneka rupa, mau soft drink, sirup, es buah, es cream dan juga puding biasanya tak ketinggalan. Bisa dibilang selama lebaran biasanya orang cenderung “memanjakan perut”-nya dan menyantap makanan apa saja yang tersedia di meja. Semua rasanya ingin dicoba dan dicicipi karena umumnya makanan-makanan itu tampak menggugah selera. Apalagi setelah sebulan lamanya menjalankan ibadah puasa, menyantap makanan “khas lebaran” seakan menjadi ajang pelapiasan “dendam”. Tapi harus diingat, jangan sampai kita kebablasan dan berlebihan. Salah-salah bukan nikmat yang kita dapat, tapi justru penyakit yang malah akan menghampiri kita.
Jika kita perhatikan, pasca lebaran biasanya puskesmas dan rumah sakit umum banyak dikunjungi oleh para pemudik yang mengalami infeksi saluran nafas atas dan gangguan perut seperti sakit maag yang kambuh dan diare. Sementara rumah sakit-rumah sakit besar juga tak kalah banyaknya dikunjungi oleh pasien sakit berat, seperti stroke serta penurunan kesadaran karena gula darah tinggi serta pasien-pasien yang mengalami gangguan pernafasan dan gangguan jantung (gagal jantung).
Hal ini bisa dimungkinkan terjadi karena faktor kelelahan dan konsumsi makanan yang berlebihan. Padahal gangguan kesehatan semacam ini sebenarnya dapat kita cegah. Secara umum penyakit seputar lebaran dapat terjadi segera seusai perjalanan mudik yang melelahkan. Selain itu juga karena makanan atau minuman yang dikonsumsi baik selama mudik atau pada saat lebaran kualitasnya kurang terjaga. Pada saat lebaran terutama, makanan-makanan yang umumnya berkolesterol tinggi tidak bisa tidak dengan sangat “terpaksa” kita santap. Inilah yang akhirnya memunculkan berbagai macam penyakit pasca lebaran.
Penyakit pasca lebaran biasanya juga bisa timbul karena penyakit kronik yang sudah lama diderita menjadi kambuh. Penyebabnya bisa jadi karena keterbatasan obat dan kesulitan mendapatkan obat saat liburan lebaran. Seperti kita ketahui, pada umumnya apotik-apotik atau toko obat banyak yang tutup pada saat lebaran. Selain itu pola makan yang tidak ketat dan cenderung melonggar selama lebaran dapat membuat seseorang yang sudah mempunyai penyakit kronik kambuh karena kurang memperhatikan makanan yang disantapnya.
Hal ini juga bisa dimaklumi mengingat adanya kebiasaan mudik para pembantu rumah tangga di kala lebaran. Karena para pembantu sedang mudik, maka hal ini berdampak pada pola makan kita yang awalnya selalu makan masakan yang serba fresh menjadi makan “seadanya”. Makanan yang dikonsumsi biasanya tidak segar dan yang sudah disimpan di kulkas atau diletakkan di meja makan atau pada suhu kamar dalam waktu lama.
Selain itu budaya silaturahmi yang biasanya diiringi konsumsi berbagai makanan dan minuman juga berpengaruh besar. Umumnya makanan dan minuman tersebut tinggi lemak, manis dan asin serta minuman kaleng yang bersoda. Makanan-makanan yang seperti itu jika dikonsumsi oleh penderita penyakit kronik, bisa menyebabkan penyakitnya kambuh. Pada saat lebaran begini, pasien diabetes atau hipertensi cenderung tidak terkontrol. Begitu pula pasien dengan hiperkolesterol atau asam urat tinggi, maka keadaan kolesterol dan asam urat tingginya menjadi kian bertambah parah. Sementara itu pasien yang sudah obesitas, walau saat puasa sudah turun berat badannya, usai lebaran berat badannya cenderung balik lagi seperti sebelum puasa. Dan jika pola makannya tidak dikontrol selama lebaran, maka bisa dipastikan berat badannya akan bertambah melonjak.
Nah untuk mengurangi berbagai resiko penyakit diatas, maka mereka yang memiliki masalah kesehatan, baik diabetes, darah tinggi, atau asam urat harus selalu memperhatikan dan mengingat berbagai rangkaian aktivitas selama lebaran itu yang tentu saja dampaknya kurang baik bagi kesehatan.
Kiat Menghindari Penyakit Pasca Lebaran
Untuk anda yang mengidap gangguan kesehatan tertentu, misalnya diabetes millitus (kencing manis), hipertensi (tekanan darah tinggi), atau asam urat sebaiknya harus berhati-hati saat menyantap hidangan lebaran. Jika anda kurang hati-hati dalam mengkonsumsi makanan khas lebaran itu, maka bisa jadi timbul masalah dalam kesehatan anda.
Sebagai kata kunci sebaiknya anda makan makanan itu secukupnya saja, tidak perlu berlebihan. Untuk penderita diabetes misalnya, lebih baik mengkonsumsi makanan sesuai kebutuhan. Asupan karbohidrat dan protein harus sesuai takaran. Diabetes sendiri adalah penyakit menahun yang ditandai dengan kadar gula darah melebihi normal (hiperglikemia). Kondisi ini timbul terutama disebabkan oleh adanya gangguan pada metabolisme karbohidrat (gula) di dalam tubuh. Gangguan metabolisme tersebut antara lain disebabkan oleh adanya gangguan fungsi hormon insulin di dalam tubuh. Bila kadar gula yang tinggi itu tak terkontrol dalam waktu yang lama, maka bisa muncul berbagai komplikasi seperti gangguan pada mata, ginjal, syaraf, dan pembuluh darah.
Penderita diabetes juga sangat dianjurkan untuk mengurangi makanan yang manis-manis, seperti sirup atau puding yang banyak mengandung gula. Nasi masih boleh disantap, tapi jangan berlebihan. Begitu pula dengan masakan dari daging yang berlemak dan goreng-gorengan juga harus dibatasi. Perlu dicatat, penderita diabetes sebaiknya menghindari kue-kue yang memiliki kadar gula tinggi, hindari nasi dalam jumlah berlebihan. Jangan lupa untuk mengkonsumsi sayur- mayur dan buah-buahan segar.
Begitu pula dengan penderita hipertensi hendaknya juga berhati-hati mengonsumsi makanan berlemak tinggi. Sebisa mungkin menghindari makanan yang asin-asin. Hipertensi bisa terjadi karena tekanan darah yang berlebihan terhadap dinding arteri. Apabila kondisi yang demikian ini berlangsung dalam waktu lama, maka bisa mengakibatkan rusaknya pembuluh darah dan berkurangnya aliran darah ke jaringan tubuh. Kondisi yang demikian dapat pula menimbulkan kerusakan pada jaringan jantung, ginjal, otak, dan mata. Penderita hipertensi ini memiliki risiko yang lebih besar untuk mengalami stroke akibat pecahnya arteri kecil di dalam otak. Penyakit ini kira-kira menyerang satu dari 10 orang dewasa dalam hidupnya.
Beberapa faktor risiko yang memicu hipertensi menjadi lebih berat antara lain, diet tinggi lemak jenuh, kolesterol tinggi, garam berlebihan, makanan yang diasinkan, makanan yang diawetkan, rokok, kopi, makanan yang bersifat “panas” seperti daging kambing, obesitas (kegemukan), kurang aktivitas fisik, usia, dan juga adanya riwayat hipertensi dalam keluarga.
Tak hanya diabetes dan hipertensi, penderita asam urat juga perlu menahan diri terhadap makanan-makanan tertentu yang dihidangkan saat lebaran. Bagi penderita gangguan asam urat, hendaknya menghindari masakan-masakan yang terbuat dari jeroan seperti usus, limpa, paru, hati, jantung, dan otak, juga kacang-kacangan. Makanan-makanan yang mengandung jeroan dan kacang-kacangan bisa bereaksi cepat terhadap penderita gangguan asam urat. Begitu kita makan makanan itu, maka akan langsung terasa efek sakitnya. Sebaliknya penderita gangguan asam urat ini sangat dianjurkan untuk memperbanyak minum air putih karena air putih akan membantu mengeluarkan asam urat melalui urin atau air kencing.
Nah, itulah tadi beberapa kiat menghindari berbagai penyakit yang mungkin kambuh pada saat lebaran dan pasca lebaran. Jika kita mau memperhatikan berbagai “pantangan” yang dianjurkan diatas, niscaya berbagai penyakit yang mungkin akan timbul pasca lebaran akan bisa kita cegah.
Sumber : detikhealth.com dan berbagai sumber yang relevan.
0 komentar:
Posting Komentar