Senin, 11 Juli 2011

Waw, Mahasiswa Harvard Membuat Aplikasi Mendiagnosa Malaria




(ICTF - Software) Meskipun penyakit malaria tidak lagi menjangkit di Eropa Utara dan Amerika Utara, namun malaria masih menjadi parasit yang menyebabkan jutaan orang mengalami kematian di seluruh dunia setiap tahunnya. 

Untuk mengatasi masalah tersebut, salah satu mahasiswa di Harvard Business School membuat sebuah alat untuk memudahkan mendiagnosa seseorang, alat tersebut berupa smartphone.

Cy Khormaee, seorang mahasiswa di Harvard Business School, memberikan satu kemudahan untuk mendiagnosa malaria secara baik dan cepat, sehingga dapat dilakukan pencegahan sebelum penyakit tersebut membunuh penderita.

Tes malaria yang saat ini paling sering digunakan adalah RDT (Rapid Diagnostic Test) dimana kapas dicelupkan dalam larutan yang bereaksi bila terkena darah dengan antigen yang dibuat oleh parasit malaria. Sayangnya, RDT ini hanya memiliki tingkat akurasi 40%.

Uji coba Khormaee berbeda sekali dengan tes malaria yang sudah ada. Khormaee menulis aplikasi yang disebut Lifelens, di Siverlight untuk Windows Phone 7, perangkat lunak yang digunakan adalah lensa mikroskop yang menempel pada kamera Windows Phone. Untuk mengetesnya adalah dengan menusuk jari penderita, kemudian darah dari penderita diteteskan pada lensa mikroskop dan kemudian hidupkan telepon dan jalankan aplikasi.

Lifelens memungkinkan pengguna untuk melihat sample darah seolah-olah itu di bawah miksroskop yang kuat, yang membuatnya mudah mengidentirikasi parasit malaria dalam sampel darah penderita.

Para pembuat Lifelens ini berharap akan membawa pulang Piala dari sebuah kontes yang disponsori oleh Microsoft yang menantang mahasiswa untuk menggunakan teknologi untuk memecahkan beberapa masalah di dunia. 


http://noveloke.co.cc/cooment.gif
Di Like Ya Gan

0 komentar:

Posting Komentar